Kamis, 22 November 2012

game tidak sepenuhnya berpengaruh negatif

Banyak hal yang dapat dipelajari dari video game. Tidak selamanya bermain video game itu akan memberikan dampak buruk bagi si pemain. Selain sebagai sarana melepas jenuh, game memberikan dampak positif antara lain melatih kecepatan berpikir, melatih bagaimana mengambil keputusan secara cepat.

Menurut Aditia Dwiperdana, salah satu pendiri Agate Studio, gamer memiliki banyak sifat yang positif dan hal-hal tersebut memang didapat dari kebiasaan bermain game. Kelebihan itu antara lain:

  • Optimis. Gamer melihat persoalan sebagai sesuatu yang menarik dan dapat dipecahkan, baik dengan ketelitian, kecerdikan, atau kerjasama dengan orang lain.
  • Tidak mudah menyerah. Umumnya gamer memilih untuk mencoba lagi daripada menyerah, walaupun opsi menyerah diberikan.
  • You reap what you sow. Artinya gamer sudah terbiasa untuk mendapatkan hal yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan, dan akan terdorong untuk mencapai hal yang lebih baik lagi.
  • Respect in others atau saling menghormati. Hubungan antara orang yang pernah bermain game bersama akan lebih dekat daripada sekedar dua orang yang melakukan kegiatan yang sama. Karena kedua orang itu sudah sepakat untuk bermain dengan peraturan yang sama, masing-masing akan mengikuti peraturan.

Jika banyak orangtua menilai game berpengaruh buruk terhadap anak, Aditia berpendapat sebaliknya. Menurutnya game punya banyak kekuatan. Salah satunya mendorong penggunanya untuk melakukan behavior tertentu, tinggal behaviour mana yang mau ditampilkan: positif atau negatif.

Misalnya dalam game Farmville, pemain didorong untuk bermain pada waktu-waktu yang sudah ditentukan, tergantung pilihan pemain dalam game. Atau pada game online seperti Ragnarok Online, banyak event-event yang dapat mendorong pemain untuk bermain karena dorongan kelompok.

Game juga melatih interaksi sosial dan kemampuan berpikir sama halnya dengan catur. Banyak game justru merupakan kegiatan sosial seperti olahraga yang membutuhkan tim.

Secara umum game sudah memiliki rating, tapi kadang orangtua tidak begitu menyadari bahwa video game adalah sebuah media umum, bukan sekedar mainan untuk anak kecil, bukan juga alat ‘mengasuh’ anak.

Sebenarnya, kata Aditia di acara seminar Game Online di Hotel Millenium, Rabu (14/11/2012), jika pemain sudah cukup dewasa pemikirannya, dia akan dapat membedakan hal di dalam dunia game dan hal di dunia nyata. Game hanyalah media yang memiliki tingkat realitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan media tertulis atau video. (dew)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar